Pantun Nasehat Ramadhan Rahmad Fauzi Lubis

    Pantun Nasehat Ramadhan Rahmad Fauzi Lubis

    PEKANBARU - Rahmad Fauzi Lubis, M. Pd adalah seorang mubaligh sekaligus dosen di Institut Agama Islam (IAI) Diniyyah Pekanbaru. Keaktifannya berdakwah sudah tidak diragukan lagi. Saat berdakwah Rahmad Fauzi Lubis sering melantunkan pantun-pantun nasehat yang penuh makna.

    Saat diskusi santaipun di ruangan dosen IAI Diniyyah Pekanbaru, pada Kamis, 22 Februari 2024, Rahmad Fauzi Lubis juga menyampaikan beberapa bait pantun yang mengandung nasehat menyambut ramadhan.

    Diantara pantunnya adalah sebagai berikut:

    Kalau tuan membeli lakban,

    Tolong di tempel surat kuasa,

    Sekarang kita berada di bulan sya'ban,

    Sebentar lagi memasuki bulan puasa.

    Jika hidupmu terasa hedon,

    Maka bertaubatlah dengan segera,

    Mari kita sambut bulan ramadan,

    Dengan hati yang penuh gembira.

    Sungguh enak makan kentang,

    Apalagi mau kesekolahan,

    Sebentar lagi ramadhan datang,

    Maafkan hilaf dan kesalahan.

    Jika dikasih kita terima,

    Tiada ada pun tidak berdosa,

    Jika puasa kita diterima,

    Hancurlah segala khilaf dan dosa,

    Enak sungguh lagunya Roma,

    Tapi sayang ada keluhan,

    Agar puasa berkah diterima,

    Persiapkan dengan ilmu dan kesungguhan.

    Awas ada mata-mata,

    Nanti tak biasa berkuasa,

    Hati hati dengan mata,

    Nanti hilang pahala puasa.

    Bunga teratai kembang merekah,

    Sayangnya tidak masuk koran,

    Biar puasa semakin berkah,

    Jaga tarawih dan baca qur'an.

    Di rumah ada orang lapar,
    Sampai-sampai piringnya bersih,
    Di bulan puasa banyak istighfar,
    Agar hati semakin bersih. (fy)

    pekanbaru riau
    Fernando  Yudistira

    Fernando Yudistira

    Artikel Sebelumnya

    Febri Giantara, Kepala UPM Pascasarjana...

    Artikel Berikutnya

    UIN Imam Bonjol Padang Peringati Hari Amal...

    Komentar

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hidayat Kampai: Nepo Baby, Privilege yang Jadi Tumpuan Kebijakan Publik?
    Hendri Kampai: Bertani Itu Merugi! Jeritan Petani yang Terabaikan
    Pemerintah Indonesia Berhasil Menaikkan Pajak dan Menurunkan Subsidi, Menteri Keuangan Terbaiknya di Mana?